Pengusaha Sepatu Beralih Jadi Pedagang

 Entrepreneur Sepatu Berpindah Jadi Pedagang

Sebagian besar entrepreneur sepatu sudah berpindah jadi pedagang. Sejumlah 30-40 % dari 300 anggota asosiasi berpindah jadi pedagang sepatu, kata Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Widjanarko, saat dihubungi hari ini.

Menurut Eddy, peralihan itu lantaran product sepatu Indonesia telah makin kalah saing dengan product impor. Kenaikan impor adalah efek dari aplikasi Free Trade Agreement (FTA) ASEAN-Cina, kata dia. Sebab, bea masuk untuk impor alas kaki turun dari 35 % jadi 5-15 %. Berdasar pada data dari Kementerian Perdagangan, impor alas kaki pada periode Januari-Mei 2010 alami kenaikan 52, 52% di banding periode yang sama di th. 2009. Realisasi impor pada Januari-Mei 2009 cuma US$ 51, 782 juta. Sedang pada periode Januari-Mei 2010, impor melonjak sampai US$ 78, 978 juta.

Terkecuali lonjakan impor, sambung Eddy, beberapa entrepreneur juga hadapi beragam permasalahan lantaran kebijaka n dalam negeri. Salah satunya kebijakan kenaikan Tarif Basic Listrik, kata dia. Menurut Eddy, pada perjanjian paling baru dengan pemerintah, kenaikan TDL cuma 12 %. Kenaikan TDL itu mengakibatkan cost produksi naik sampai 35-37 %, kata dia. Mengakibatkan, mulai sejak lima th. paling akhir, market share sepatu Indonesia tergerus. Market share sepatu lokal telah dibawah 50 %, kata dia.

Eddy mengungkap, market share sepatu di Indonesia meraih Rp 25 triliun per th.. Jadi, Eddy memohon pemerintah selekasnya memberi info seperti early warning sistem apabila berlangsung lonjakan impor. Kami menanti sikap pemerintah untuk untuk menangani lonjakan impor ini. Lantaran lonjakan telah meraih 50 %, kata dia. EKA harga sepatu safety krisbow UTAMI APRILIADisclaimer : Komentar yaitu respon pribadi, tak mewakili kebijakan editorial redaksi tempo. co. Redaksi memiliki hak merubah kalimat yang berbau pelecehan , intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, serta antar kelompok